Sabtu, 03 November 2012

Dimana Komandanku?

"Ini Menarik", kata itu yang membuat semua isi kelas penuh dengan penggali ilmu bertoleh kepadanya. Perawakan yang tinggi besar tidak akan sulit untuk bisa langsung mengenalinya. Suara khas seorang orator tiba-tiba menggelegar menghidupkan kembali pendekar-pendekar mabuk yang kelelahan karena tugas-tugas pembelajaran yang cukup padat. Ruang menjadi takjim mendengarkan pembicaraan, dan tidak butuh waktu lama untuk memahami apa yang ingin didiskusikan. "Febri", sampai hari kemarin, aku masih salah menyebut namanya. Sepertinya ak penganut faham, apalah artinya sebuah nama. Maaf teman, bukan maksudku seperti itu, Insya Allah lebaran nanti ak akan minta maaf karena kelalaianku ini (semoga masih diberi umur). Hari ini jauh berbeda saat tiba-tiba kehilangan sosok ini, keberadaannya hilang seperti terjangan "wedus gembel" merapi yang merusak tanpa ampun, menghilangkan tanpa jejak entah kemana rimbanya. Aku mulai memutar pandangan mata untuk berusaha mencarinya, tapi memang tidak ada. Ya sudahlah ......Tugas kelompok membuat aku sibuk dengan urusan dan rikuk pikuk pembahasan.

Tugas kelompok telah selesai, alhamdulillah "sesuatu" kata syahrini. Setelah putar-putar kampus, akhirnya sampai mushola kampus, dan sangat beruntung bertemu seorang "spionase" kelompok febri. Namanya Nirmala Haya. Mungkin karena namanya ada unsur Hay-hay, maka dia sosok yang supel, mudah bergaul dan gampang cari informasi. Setelah "ngalor - ngidul" ngobrol, akhirnya jiwa detektif conan muncul seketika, "Nir, gimana tadi kelompok sebelah tanpa Febri?". Dan dengan cepat mengalir cerita "bla bla bla, bala bala bala ........". Wah kalo nulis dia bicara bisa kehabisan quota buat 'save' postingan ini. Jadi Sepertinya lebih bijak kalo diringkas tanpa mesti mengurangi isi yang diperbincangkan.

Kelompok sebelah ternyata sangat riuh, eksistensi mereka lebih diakui setelah banyaknya perdebatan tanpa "sang komandan". Kayaknya "menarik" untuk ngobrolin kenapa mereka riuh rendah dikelompok, tentu  saja dengan bahasan ngawur penuh dengan celotehan nakal tak beraturan :
  1. Ide-idenya ingin muncul dalam hasil pembahasan. Ya jelaslah, sudah belajar dari semelam, terjemahin sampai habis kopi satu warung, masak iya idenya ga dipake, please deh ah.
  2.  Biar seru aja, mumpung "komandan" ga ada. Hahahaha ini adalah hari kebebasan mengemukakan pendapat. Pendapat yang sama sekali ga ada hubungannya, alias ga bermutu, sampai ide-ide brilian dengan konsep2 gamblang tanpa tedeng aling-aling.
  3. Saling lempar pertanyaan karena takut ditanya. Dari pada nanti suruh jawab dan ga bisa jawab mending tanya duluan aja, strategi jitu biar terlihat lebih keren.
  4. Saling bertanya "komandan" kemana? "oh God, we really need my commander ........"
Apapun itu ini hanyalah banyolan sebelum tidur, jangan dianggap serius apalagi sakit hati. Hati-hati dijalan teman, semoga segera bersua kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar